Latar Belakang dan Asal Usul Bangsa Yahudi
Bangsa Yahudi merupakan kelompok etno-religius yang berasal dari bangsa Ibrani kuno di Timur Tengah (Johnson, 1987). Sejarah mereka dimulai sekitar 2000 SM ketika Nabi Ibrahim menurut tradisi mereka dipanggil oleh Tuhan untuk pergi ke tanah Kanaan/Palestina (Sachar, 2006). Keturunan dari Nabi Ibrahim, Nabi Ishak dan Nabi Yakub, merupakan nenek moyang dari dua belas suku Israel (Gilman, 1991).
Masa Perbudakan Mesir dan Eksodus
Sekitar abad ke-16 SM, di tanah Kanaan/Palestina mengalami bencana kelaparan, sehingga memaksa keturunan Nabi Yakub untuk pindah ke Mesir (Johnson, 1987). Dengan berjalannnya waktu, di Mesir keturunan Nabi Yakub mengalami tindakan perbudakan yang dilakukan oleh Firaun yang diperkirakan terjadi sekitar abad ke-13 SM (Sachar, 2006). Pristiwa perbudakan ini berakhir ketika Nabi Musa memimpin bangsa Israel (sebutan untuk keturunan Nabi Yakub) untuk melakukan eksodus atau keluar dari Mesir dan kembali ke tanah Kanaan (Hertzberg, 1997). Peristiwa eksodus ini sangat penting dalam sejarah Bangsa Yahudi dan dirayakan setiap tahun dalam perayaan Passover (Sachar, 2006).
Era Kerajaan Bersatu dan Kembali Terpecah
Setelah menetap di Kanaan, bangsa Yahudi membentuk kerajaan bersatu dibawah kepemimpinan Raja Saul, Nabi Daud, dan Nabi Sulaiman pada abad ke-11 hingga ke-10 SM (De Lange, 2000). Di bawah pemerintahan Nabi Sulaiman, dibangunlah Bait Suci di Yerusalem, yang menjadi pusat keagamaan dan politik bangsa Yahudi (Hertzberg, 1997). Setelah kematian Nabi Sulaiman, kerajaan terbagi menjadi dua yaitu Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan Yehuda di selatan (Johnson, 1987). Pada tahun 722 SM, Kerajaan Israel dihancurkan oleh Asyur, dan pada tahun 586 SM Kerajaan Yehuda ditaklukkan oleh Babilonia (De Lange, 2000). Bangsa Yahudi selanjutnya diasingkan ke Babilonia, yang dikenal sebagai masa pembuangan Babilonia (Gilman, 1991).
Kembali dari Pengasingan dan Periode Kedua Bait Suci
Pada tahun 538 SM, setelah Kekaisaran Persia menaklukkan Babilonia, bangsa Yahudi diizinkan kembali ke Kanaan untuk membangun kembali Bait Suci yang kedua di Yerusalem (Sachar, 2006). Periode ini dikenal sebagai Periode Kedua Bait Suci tahun 516 SM – 70 M (Gilman, 1991). Selama periode ini, ajaran Yudaisme mulai berkembang sebagai agama dengan praktek dan tradisi yang lebih terstruktur (Johnson, 1987).
Era Helenistik dan Penaklukan Romawi
Pada abad ke-4 SM, wilayah Kanaan ditaklukkan oleh Aleksander Agung dan memasuki era Helenistik. Pada tahun 63 SM, Kekaisaran Romawi mengambil alih wilayah ini (Johnson, 1987). Penindasan yang dilakukan oleh Kekaisaran Romawi terhadap bangsa Yahudi memicu beberapa pemberontakan yang berakhir dengan penghancuran Bait Suci kedua (Gilman, 1991).
Diaspora dan Penyebaran Ajaran Yudaisme
Setelah kehancuran Bait Suci kedua, bangsa Yahudi mengalami diaspora dan mereka menetap di berbagai bagian wilayah seperti Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara (Sachar, 2006). Meskipun tinggal dan hidup di berbagai negara, bangsa Yahudi tetap mempertahankan identitas dan tradisi keagamaan mereka (Sachar, 2006).
Kebangkitan Zionisme dan Pembentukan Negara Israel
Pada akhir abad ke-19, gerakan Zionisme muncul dengan tujuan untuk mendirikan kembali Negara Yahudi di Tanah Pelestina (Hertzberg, 1997). Theodor Herzl adalah salah satu tokoh utama dalam gerakan ini (Hertzberg, 1997). Setelah Perang Dunia II dan Holocaust, yang menyebabkan kematian enam juta bangsa Yahudi, gerakan Zionisme dukungan oleh Amerika dan Inggris untuk memdirikan negara Israel (De Lange, 2000). Pada tahun 1948, negara Israel diproklamasikan (De Lange, 2000).
Negara Israel Modern dan Konflik Timur Tengah
Sejak pendiriannya, negara Israel telah mengalami beberapa perang dan konflik dengan negara-negara tetangganya (Hertzberg, 1997). Konflik Israel-Palestina tetap menjadi isu utama dikawasan tersebut (Hertzberg, 1997). Meskipun demikian, Negara Israel telah berkembang menjadi negara maju dengan ekonomi kuat dan teknologi canggih (Sachar, 2006).
Kesimpulan
Bangsa Yahudi memiliki sejarah yang panjang dari zaman kuno hingga modern. Meskipun mengalami berbagai pristiwa, bangsa Yahudi tetap mempertahankan identitas budaya dan warisan agama mereka.
Sumber Referensi
Johnson, Paul. (1987). A History of the Jews. Harper Perennial.
Sachar, H, M. (2006). A History of the Jews in the Modern World. Vintage Books.
De Lange, N. (2000). An Introduction to Judaism.Cambridge University Press.
Gilman, Sander. (1991). Anti-Semitism in Times of Crisis. NYU Press.
Hertzberg, Arthur. (1997). The Zionist Idea: A Historical Analysis and Reader. Jewish Publication Society.
Keterangan:
Penulis: Sulpiandi
Editor Naskah: Marcelia Virantinur
Penerbit Naskah: Martini