Latar Belakang Peristiwa Fathul Makkah
Peristiwa Fathul Makkah atau Pembebasan Makkah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 630 M atau tahun ke-8 H (Armstrong, 1992). Peristiwa ini menandai momen penting penyebaran Islam dan titik balik hubungan antara umat Islam dan penduduk Makkah (Mubarakpuri, 1996). Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan keagungan dan keluhuran kepribadian Nabi Muhammad SAW, namun juga menunjukkan kekuatan persatuan dan keadilan dalam ajaran Islam (Mubarakpuri, 1996). Setelah pasca perjanjian Hudaibiyah pada tahun 6 H, kaum Quraisy beberapa kali melakukan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut (Armstrong, 1992). Perjanjian Hudaybiyah merupakan perjanjian yang dilakukan antara Nabi Muhammad SAW dengan tokoh kaum Quraisy untuk tidak mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun (Al-Bukhari, 1987). Akan tetapi salah satu suku Quraisy, yaitu Bani Bakr telah melanggar perjanjian tersebut dengan menyerang sekutu umat Islam dari Bani Khuza`ah (Al-Bukhari, 1987). Akibat dari pelenggaran yang dilakukan, menjadi alasan utama umat Islam untuk bertindak melawan kaum Quraisy (Ishaq, 2004).
Persiapan Peristiwa Fathul Makkah
Peristiwa Fathul Makkah dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW dengan menyiapkan sekitar 10.000 pasukan (Watt, 1956). Keputusan ini diambil dengan penuh kebijaksanaan dan persiapan dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari pertumpahan darah (Mubarakpuri, 1996). Pasukan Muslim bergerak secara diam-diam dari Madinah menuju Makkah. Setelah sampai di daerah Marur al-Dhahran dekat kota Makkah, Nabi Muhammad SAW dan pasukan Muslimin mendirikan perkemahan untuk beristirahat (Armstrong, 1992). Pada 20 Ramadhan tahun 8 H Nabi Muhammad SAW dan pasukan Muslim memasuki kota Makkah tanpa ada perlawanan dari penduduk Makkah (Al-Bukhari, 1987).Sebelum memasuki Makkah Nabi Muhammad SAW memberikan instruksi tegas kepada pasukan Muslimin untuk tidak melakukan tindakan kekerasan kecuali dalam keadaan terpaksa (Mubarakpuri, 1996). Selanjutnya Nabi Muhammad SAW memberikan amnesti kepada banyak orang yang sebelumnya menentang dan memerangi Islam, termasuk tokoh-tokoh Quraisy (Lings, 1983).Setelah sampai didalam kota Makkah, tindakan pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala yang ditempatkan oleh kaum Quraisy (Lings, 1983). Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk menghancurkan berhala-berhala tersebut dan mengembalikan Ka’bah sebagai pusat ibadah bagi umat Islam (Al-Bukhari, 1987).
Dampak Peristiwa Fathul Makkah
Peristiwa Fathul Makkah berdampak besar dalam proses penyebaran agama Islam di Jazirah Arab. Peristiwa ini membawa perubahan besar dalam struktur sosial dan religius masyarakat di Jazirah Arab khususnya di kota Makkah (Mubarakpuri, 1996). Dengan dikuasainnya kembali kota Makkah oleh umat Islam, banyak dari suku-suku Arab menerima ajaran Islam dan menjadikan kota Makkah sebagai pusat spiritual bagi umat Islam (Ishaq, 2004). Peristiwa ini menjadi jalan penyebaran Islam ke seluruh penjuru Jazirah Arab, dan memperkuat posisi Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin spiritual dan politik (Lings, 1983; Watt, 1956; Armstrong, 1992). Peristiwa Fathul Makkah terjadi tanpa adanya pertumpahan darah sehingga menunjukkan kemampuan Nabi Muhammad SAW dalam memimpin dan menciptakan perdamaian (Al-Bukhari, 1987).
Kesimpulan
Peristiwa Fathul Makkah memberikan pembelajaran bagi umat Islam tentang kebesaran hati dan kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW dalam memimpin. Peristiwa Fathul Makkah menandai awal dari penyebaran Islam yang lebih luas dan menjadi pelajaran penting dalam keadilan, pengampunan serta solidaritas.
Sumber Referensi
Al-Bukhari, M, I, I. (1987). Sahih al-Bukhari. Cairo: Dar al-Hadith.
Armstrong, K. (1992). Muhammad: A Biography of the Prophet. Harper San Francisco.
Ishaq, I. (2004). Sirat Rasul Allah. Translated by Alfred Guillaume. Oxford University Press.
Lings, M. (1983). Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources. Inner Traditions.
Mubarakpuri, S, R. (1996). Ar-Raheeq Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah). Darussalam Publishers.
Watt, W, M. (1956). Muhammad at Medina. Oxford University Press.
Keterangan:
Penulis: Sulpiandi
Editor Naskah: Marcelia Virantinur
Penerbit Naskah: Martini