Biografi Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Masa Muda Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Abdullah bin Abu Quhafah atau yang lebih dikenal dengan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat terdekat dan sekaligus khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.  Abu Bakar ash-Shiddiq lahir pada tahun 573 M di Mekah dari pasangan keluarga Utsman Abu Quhafah dan Ummul Khair Salma yang merupakan keluarga terpandang dari Bani Taim salah satu cabang dari suku Quraisy (Al-Mubarakpuri, 1996). Sejak kecil Abdullah bin Abu Quhafah dikenal sebagai pedagang yang sukses, jujur dan dihormati, sehingga dia mendapat gelar Abu Bakar yang berarti “bapak muda unta” dan ash-Shiddiq yang berarti ” yang membenarkan” dari Nabi Muhammad SAW (Ishaq, 2004). Peranan Abu Bakar ash-Shiddiq dalam Islam sangat besar baik sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW, pemimpin Islam, maupun sebagai pelindung agama Islam. Selain itu Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki kepribadian yang lemah lembut dan berakhlak mulia sehingga membuatnya disegani dikalangan kaum Quraisy.

Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq Sebelum Islam

Sebelum memeluk Islam, Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq dikenal sebagai pedagang sukses dan dihormati di kalangan kaum Quraisy. Dia memiliki reputasi sebagai orang yang jujur dan bijaksana. Abu Bakar ash-Shiddiq juga dikenal dengan kepribadian yang lembut dan memiliki sifat yang dermawan. Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat dekat Nabi Muhammad SAW bahkan sebelum kenabian Nabi Muhammad SAW.

Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq Memeluk Islam

Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan orang pertama yang memeluk Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira, Abu Bakar ash-Shiddiq adalah salah satu sahabat yang pertama kali mendukung dan memercayai kerasulan Nabi Muhammad SAW tanpa ragu. Abu Bakar ash-Shiddiq memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam dan mendukung penuh dakwah Nabi Muhammad SAW baik secara moral maupun materi. Banyak sahabat terkenal yang kemudian masuk Islam melalui perantaraannya, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah (Haykal, 2008).

Peran Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Abu Bakar ash-Shiddiq selalu mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam berbagai situasi. Abu Bakar ash-Shiddiq dikenal sebagai pendukung setia dan penasihat utama Nabi Muhammad SAW. Salah satu peran Abu Bakar ash-Shiddiq dimasa Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

Pristiwa Hijrah ke Madinah

Abu Bakar adalah teman perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah. Keberanian dan kesetiaan Abu Bakar ash-Shiddiq terlihat jelas selama perjalanan tersebut, termasuk saat mereka bersembunyi di Gua Tsur untuk menghindari pengejaran kaum Quraisy (Haykal, 2008).

Pertempuran dan Diplomasi

Abu Bakar ash-Shiddiq berpartisipasi dalam hampir semua pertempuran besar, termasuk Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq. Dia juga sering mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam berbagai misi diplomatik dan negosiasi (Haykal, 2008).

Peristiwa Penting Isra Mi’raj

Abu Bakar ash-Shiddiq mendapat gelar “ash-Shiddiq” (yang membenarkan) karena keyakinannya yang teguh terhadap kisah Isra Mi’raj yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW (Haykal, 2008).

Perjanjian Hudaibiyah

Abu Bakar ash-Shiddiq berperan dalam menenangkan kaum Muslimin yang merasa kecewa dengan isi perjanjian tersebut, menunjukkan keyakinannya bahwa segala tindakan Nabi Muhammad SAW adalah untuk kebaikan umat Islam (Haykal, 2008).

Abu Bakar ash-Shiddiq Menjadi Khalifah Pertama

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kaum Muslim menghadapi situasi krisis kepemimpinan. Melalui proses musyawarah di Saqifah Bani Sa’ida, Abu Bakar ash-Shiddiq terpilih sebagai khalifah pertama oleh mayoritas sahabat dan kaum Muslimin (Ishaq, 2004). Masa kepemimpinannya berlangsung selama dua tahun tiga bulan, sebagai khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq menghadapi banyak tantangan seperti pemberontakan dari beberapa suku Arab yang meninggalkan Islam (murtad) dan klaim nabi-nabi palsu (Al-Mubarakpuri, 1996).  Abu Bakar ash-Shiddiq berhasil menumpas pemberontakan tersebut dan mempersatukan kembali Jazirah Arab dibawah panji Islam. Salah satu kebijakan penting dimasa kepemimpinan Abu Bakar ash-Shiddiq yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tersebar diberbagai media tulis dan hafalan, yang kemudian menjadi dasar bagi penyusunan mushaf Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin Affan (Al-Mubarakpuri, 1996).

Kebijakan Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Meskipun masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq hanya berlangsung dua tahun tiga bulan, akan tetapi terdapat beberapa kebijakan dimasa pemerintahannya yang menjadi dasar bagi khalifah- khalifah setelahnya yaitu sebagai berikut:

Perang Riddah

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Abu Bakar ash-Shiddiq adalah pemberontakan suku-suku Arab yang meninggalkan Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar ash-Shiddiq dengan tegas memerangi pemberontakan ini dalam Perang Riddah, yang berhasil menyatukan kembali jazirah Arab dibawah kekuasaan Islam (Al-Mubarakpuri, 1996).

Melakukan Kodifikasi Al-Quran

Di masa kepemimpinannya, Abu Bakar ash-Shiddiq memulai melakukan proses kodifikasi Al-Quran. Setelah banyak sahabat penghafal Al-Quran gugur dalam pertempuran, Abu Bakar ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Thabit untuk mengumpulkan seluruh wahyu yang tersebar dalam bentuk tulisan. Proses ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam menjaga keaslian Al-Quran (Al-Mubarakpuri, 1996).

Ekspansi Islam

Di masa kepemimpinannya, dimulai ekspansi Islam ke luar jazirah Arab. Ekspedisi militer dikirim ke Persia dan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) untuk membuka jalan bagi perluasan kekuasaan Islam dimasa mendatang (Al-Mubarakpuri, 1996).

Karakter dan Kepribadian Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Abu Bakar ash-Shiddiq dikenal dengan sifat-sifat yang mulia seperti kejujuran, kerendahan hati, dan keteguhan iman. Abu Bakar ash-Shiddiq selalu mendahulukan kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi. Abu Bakar ash-Shiddiq juga dikenal sebagai orang yang sangat sederhana dan dermawan. Abu Bakar ash-Shiddiq menyerahkan hampir seluruh kekayaannya untuk kepentingan umat Islam.

Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq Wafat

Abu Bakar ash-Shiddiq wafat pada tahun 634 M (13 H) dalam usia 63 tahun dan dimakamkan samping makam Nabi Muhammad SAW di Madinah sesuai dengan wasiatnya (Lings, 1983). Sebelum wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya setelah melalui konsultasi dengan para sahabat. Kepemimpinan bijaksana dan pengabdian yang tulus kepada Islam meninggalkan warisan yang abadi dan diakui oleh seluruh umat Islam sepanjang masa.

Pengaruh Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Abu Bakar ash-Shiddiq meninggalkan warisan yang besar dalam sejarah Islam. Kepemimpinannya yang bijaksana dan tegas berhasil menyatukan umat Islam pada masa-masa kritis setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar ash-Shiddiq juga meletakkan dasar bagi ekspansi Islam yang akan berlanjut dibawah kepemimpinan khalifah berikutnya. Sifat-sifat mulia dan dedikasinya terhadap Islam menjadi teladan bagi generasi-generasi selanjutnya.

Sumber Referensi

Al-Mubarakpuri, S, R. (1996). Ar-Raheeq Al-Makhtum (The Sealed Nectar). Dar-us-Salam Publications.

Ishaq, I. (2004). Sirat Rasul Allah. Translated by Alfred Guillaume. Oxford University Press.

Lings, M. (1983). Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources. Inner Traditions.

Haykal, M, H. (2008). The Life of Muhammad. Islamic Book Trust.

Keterangan:

Penulis: Sulpa Midianti

Editor Naskah: Marcelia Virantinur

Penerbit Naskah: Martini

Copyright Wasistha Education 2024

Wasistha Education
Wasistha Education

Wasistha Education didirikan pada tahun 2024 dengan sajian konten yang ilmiah, mendidik dan inspiratif kepada pengguna. Wasistha Education memberikan ruang bagi para peneliti dan akademisi untuk berbagi hasil karyanya kepada masyarakat luas.